- Back to Home »
- Puisi »
- Sebutir Nasi
Posted by : Dane
Jumat, 17 April 2015
Aku harus menunggu petang datang,
Agar bisa pulang
Kota ini terlalu sepi kalau harus pulang
siang
Janganlah khawatir
Aku pasti sampai di gubuk reyotku
Aku sudah hafal betul penjuru kota ini
Tunggu… tunggu…
Ku dengar perut emak dan si bungsu berbunyi
Ku rasa bibir mereka memucat seperti biasanya
Ku lihat mereka mulai meronta-ronta
Menangis darah aku minta lagi
Berapa harga sebutir nasi ini ?
Yang ku lihat Tuan-Tuan di sana membuangnya
begitu saja
Adakah satu untukku ?
Satu untuk emakku ?
Atau satu untuk si
bingsu ?
Karya : Tamarin Ekanita Dewi
Karya : Tamarin Ekanita Dewi